Rabu, Juli 15, 2009

Berbicara di Depan Kelas

Bisa jadi, hanya gara-gara gaya berbicara guru yang tidak mengesankan siswa, prestasi siswa tidak terangkat. Bahkan, siswa tersebut tidak ada kemajuan dan tidak mengerti apa-apa meskipun berkali-kali sebuah materi sudah diterangkan guru. Menurut guru, materi sudah diberikan bahkan dijelaskan dengan rinci. Menurut siswa, materi susah dipahami.

Hal itu terjadi karena ucapan guru tidak runtut, tidak masuk akal, tidak sesuai dengan perkembangan siswa, tidak bergaya, dan tidak sistematis. Ujung-ujungnya, siswa menjadi jenuh, bosan, bermain sendiri, berbicara sendiri, dan tidak mendapatkan info apa-apa dari guru.

Cara jitu berbicara di depan kelas agar siswa cepat paham, berkesan, dan membekas di memori siswa dalam jangka panjang adalah (1) tentukan tujuan berbicara, (2) lihatlah siapa yang akan mendengarkan atau siapa siswanya, (3) perhatikan waktu yang tersedia, (4) pahami tempat dan waktunya, (5) kemaslah materi yang akan disampaikan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang konkret ke abstrak, dari umum ke khusus, dan dari yang menarik ke yang tidak menarik, 6) aturlah intonasi suara sesuai dengan tekanan materi pembicaraan, dan (7) tambahkan bumbu humor atau permainan kecil sebagai penumbuh semangat. Untuk pemula, cara di atas perlu dicatat dengan perencanaan matang kemudian berlatih di depan kaca. Saat berkaca, ukurlah mimik dan gerakan tubuh dengan pas untuk kepentingan mengiyakan, menolak, gembira, meyakinkan, mengharap, memberi kode mata, dan seterusnya.

Langkah selanjutnya, guru perlu menerapkan di kelas dengan penuh perhatian. Identifikasi reaksi siswa saat anda berbicara. Cobalah bersuara lantang lalu lihat reaksi siswa. Cobalah bersuara datar dan lihat juga reaksi siswa. Teruslah mengulang-ulang dengan cara-cara yang berbeda-beda sampai mendapatkan ukuran yang pas untuk berbicara menurut diri sendiri.

Jangan lupa, mintalah refleksi dari siswa tentang kualitas bicara guru untuk keperluan perbaikan dalam pembelajaran berikutnya. Bicara guru merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Ingatlah bahwa berbicara merupakan keterampilan berbahasa. Karena sebuah keterampilan, berbicara efektif perlu pelatihan terus-menerus. Cobalah.

"Mengetahui kekurangan diri adalah tangga untuk mencapai cita-cita,
berusaha terus untuk mengisi kekurangan adalah cermin keberanian luar biasa"

Minggu, Juli 12, 2009

Sambutlah Gairahku

Tiap pagi, siswa pasti mandi, sholat/beribadah, berbaju bersih, berpamitan kepada orangtua, dan berangkat ke sekolah dengan riangnya jika siswa dalam suasana hati yang riang pula. Keriangan itu tersembul akibat perasaan siswa yang akan bertemu dengan kawan-kawan dan guru-gurunya.
Itu sebuah pertemuan yang menggairahkan dan menyenangkan.

Namun, keriangan siswa akan cepat sirna dan berubah menjadi muram, jengah, dan kecut hati jika di sekolah dilayani oleh guru yang tidak bergairah.
Guru itu berpenampilan membosankan, gaya mengajar yang itu-itu terus, dan tidak menarik bagi siswa. Jadilah pembelajaran yang hidup enggan mati tak mau.
Tentu, tiada satupun informasi yang dapat masuk ke relung memori siswa untuk disimpan di sektor otak berdimensi baik.

Sebaliknya, jika siswa, saat di sekolah, dilayani guru yang bergairah pula, memori anak akan dipenuhi oleh kesan yang melekat dan suatu saat akan menjadi inspirasinya. Guru mampu menyeimbangkan gairah dirinya dengan gairah siswanya. Guru mengolah strategi mengajar dengan penyesuaian yang mantap pula. Dengan layanan seperti itu, siswa akan memberikan gairah yang lebih besar lagi.

Tugas mengajar adalah sebuah tugas yang harus berdimensi mengembangkan siswa dari belum bisa menjadi bisa, dari belum tahu menjadi tahu, dari belum terpola menjadi berpola, dan dari belum layak menajadi layak berilmu. Tugas mengajar itu akan memenuhi targetnya manakala terjadi kecocokkan antara keinginan guru dan keinginan siswa. Dalam kondisi itu, siswa akan cepat menangkap ilmu, suka mengikuti pelajaran, dan bergairah dalam menjalani proses pembelajaran.

Guru yang mampu berada dalam keseimbangan hubungan dengan siswanya biasanya selalu terbuka sikapnya, paham akan tugas mulianya, banyak strategi layanannya, menguasai dan menerapkan multimetode, melakukan komunikasi yang handal, dan memahami perkembangan kejiwaan siswa. Sosok guru yang imbang juga didukung oleh keluasan penalaran dan kedalaman pengetahuan. Dia akan selalu memburu informasi berkaitan dengan perkembangan dunia pembelajaran. Giat untuk melakukan perenungan melalui diskusi dengan teman sejawat dan menimba ilmu dengan siapapun. Guru yang seperti itulah yang diinginkan oleh siswa.


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Real Estate. Powered by Blogger